Minggu, 25 Mei 2008

Di Surabaya --
Empat Aktivis Ditangkap setelah
Bakar Foto SBY-JK

Surabaya (Bali Post) -
Kenaikan harga BBM disikapi puluhan mahasiswa dan buruh yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) dengan berunjuk rasa Sabtu (24/5) kemarin. Aksi ini mengusung tema penolakan kenaikan BBM di depan Grahadi Surabaya. Hanya, aksi mulia dari mahasiswa dan buruh yang semula damai berakhir rusuh. Terutama saat puluhan mahasiswa dan buruh yang berbuat nekat dengan membakar foto Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla serta membakar ban bekas.

Aksi membakar foto Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla, sebagai simbol ketidakpercayaan kepada pemerintahan SBY - JK karena keputusan menaikkan harga BBM dianggap menyengsarakan dan melukai perasaan rakyat. Saat massa aksi akan membakar poster bergambar Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla, tiba-tiba polisi datang dan membubarkan aksi massa FPR Surabaya.

Beberapa pengunjuk rasa khususnya perempuan, berteriak histeris melihat kawan-kawannya dihalau polisi. Beberapa di antara mahasiswa yang tidak sempat menghindar dari kerusuhan itu, langsung diseret dan ditangkap. Sempat terjadi kejar-kejaran antara massa aksi dan polisi. Akibat bentrokan itu, sejumlah mahasiswa di sekujur tubuhnya mengalami luka-luka akibat pentungan dan pukulan polisi serta luka bakar. Tidak hanya itu, polisi juga menangkap empat mahasiswa dan buruh yang diduga sebagai provokator.

Kasat Reskrim Polres Surabaya Selatan, AKP Yimmi Kurniawan, mengatakan dalam aksi itu empat orang diamankan petugas di Mapolres Surabaya Selatan. Keempat mahasiswa dan buruh yang diamankan itu sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka ringan, sebelum dibawa ke Mapolres Surabaya Selatan. Jubir Aliansi Pembela Rakyat (APR), Subagyo, menyerukan agar para advokat yang peduli bersedia memberikan bantuan hukum cuma-cuma kepada gerakan moral di seluruh Indonesia yang menentang keputusan pemerintah menaikkan harga BBM yang tidak memihak rakyat dan hanya menguntungkan korporasi penguasa migas.

Menurut dia, gerakan perlawanan harus dilanjutkan terus dan semakin merapatkan barisan agar setiap orang dan organisasi turut andil dalam gerakan damai untuk melawan kekerasan demi kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah kepada para aktivis. ''Kita tidak akan berhenti dan akan membesarkan gerakan untuk memperbaiki keadaan negara yang semakin parah akibat kepengurusan negara yang tidak adil dan memihak korporasi-korporasi asing,'' katanya. (059)

Sumber: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2008/5/25/n1.html

Tidak ada komentar: